Rabu, 23 Mei 2018

SENI TARI


SENI TARI TATA RIAS DAN BUSANA




PUTRI AYU SRIDAYANTY
15022014
C/2015




KATA PENGANTAR

                         
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah nya kepada kita semua hamba nya. Sholawat dan salam semoga tetap tersampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, seluruh keluarga, sahabat dan pengikut nya hingga akhir zaman.
            Alhamdullilah dengan rahmat dan taufiknya yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami yakin masih banyak terdapat kekurangan di dalam nya. Oleh karena itu kami mengharap kepada para pendidik khusus nya dan para pembaca umumnya untuk memberikan saran dan kritik rangka menyempurnakan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan terimakasih yang sebesar-besar nya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
           

Padang ,18 Februari 2018


Penulis            





                                                           

DAFTAR ISI

Kata pengantar                                                                                                            i
Daftar isi                                                                                                                     ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang penulisan                                                                          1
B.     Rumusan masalah                                                                                     1
C.     Tujuan penulisan                                                                                       1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Iringan tari dalam tari anak usia dini                                                        2
B.     Pencahayaan tari anak usia dini                                                                5

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                               8
B.     Saran                                                                                                         8
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                            9



                                                                            

                                                                                                                     




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
            Pada dasarnya anak-anak menyukai musik dan tari. Menari bersama bisa mengasah kecerdasan fisik anak. Menari muntut keseimbanagan, keselarasan, gerak tubuh, kekuatan dan kelenturan otot. Tidak hanya tangan dan kaki saja tetapi tubuhpun ikut bergerak. Pendidikan seni tari, musik, disekolah taman kanak-kanak merupakan bagia dari proses pembentuka individu yang utuh sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
            Iringan musik dan pencahayaan merupakan hal yang sangan dibutuhkan dalam seni tari. Iringan musik adalah pola rikmik dalam sebuah tari, pola ritmik dalam sebuah tari timbul karena gerakan tari yang sesuai dengan melodi, garakan tari yang sesuai dengan harmoni dan gerakan tari yang sesuai dengan frase musik. Sedangkan pencahayaan berfungsi sebagai penerang , penciptaan suasana, penguatan adengan, kualitas pencahayaan serta efek khusus pementasa. Kedua hal tersebut berkaitan dengan penataan tari, sehingga menghasilkan karya senitari yang indah.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana iringan tari dalam tari anak usia dini
2.      Bagaimana pencahayaan tari anak usia dini
C.     Tujuan Perumusan Masalah
1.      Untuk mengetahui iringan tari dalam tari anak usia dini
2.      Untuk mengetahui pencahayaan tari anak usia dini








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsep Iringan/Musik dalam anak usia dini  
Desain musik adalah pola ritmik dalam sebuah tari. Pola ritmik di dalam tari timbul karena gerakan tari yang sesuai dengan melodi, gerakan tari yang sesuai dengan harmoni dan gerakan tari yang sesuai dengan frase musik. Oleh karena itu, fungsi musik di dalam tari dapat dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut:
1.      Musik sebagai pengiring tari adalah musik yang dibuat khusus untuk suatu tari, berfungsi untuk mengiringi tari sehingga ritme musik (melodi, harmoni, dan frase) selaras dengan ritme gerak tarinya.
2.      Musik sebagai ilustrasi adalah musik yang difungsikan hanya untuk penjelas. Musik sebagai illustrasi tari dapat ditempatkan di bagian awal, dibagian tengah atau di bagian akhir tarian.
3.      Musik sebagai ilustrasi yang membantu penciptaan suasana. Maksudnya adalah musik yang memperkuat suasana adegan.
            Sedangkan untuk membuat iringan musik ada beberapa cara yang harus ditempuh oleh penata tari, diantaranya adalah:
1.      Pertama, hampir sama dengan konsep gerak, maka konsep iringan musik juga dapat berpijak dan mengembangkan musik daerah tertentu, sesuai dengan garapan geraknya. Namun, dapat juga tidak mengembangkan musik daerah tertentu tapi membuat kreasi iringan musik baru yang sengaja di buat untuk tari tersebut.
2.      Cara kedua, musik iringan dapat juga dibuat dengan cara editing, yaitu garapan tari tersebut tidak menggunakan musik iringan yang sengaja dibuat dengan menggunakan instrumen musik lengkap untuk kepentingan tersebut, tetapi menggunakan musik-musik yang sudah ada dalam bentuk rekaman pita kaset.
3.      Cara ketiga, ada tari yang tidak menggunakan alat musik maupun editing, tetpi menggunakan alat musik internal yaitu musik yang suaranya dihasilkan dari anggota badan manusia. Misalnya suara penari, tepukan tangan, tepukan tangan di paha, jentikan ibu jari dan jari tengah, seruan atau teriakan penari.
4.      Cara keempat, tari dapat juga di iringi dengan syirsyair lagu yangdinyanyikan oleh penari atau oleh kelompok vokalis.
5.      Cara kelima, iringan tari juga dapat dihasilkan dari kreativitas kita memanfaatkan benda-benda yang ada disekeliling kita. Atau menggunakan alat musik sederhana misalnya rebana, garputala, atau yang lainnya untuk mengiringi tari yang sederhana.
Hubungan sebuah tarian dengan musik pengiringnya dapat terjadi pada aspek bentuk, gaya ritme, suasana atau gabungan dari aspek-aspek itu. Pada dasarnya sebuah iringan musik harus dipilih untuk menunjang tarian yang diiringinya, baik secara ritmis maupun emosional. Dengan perkataan lain, sebuah iringan tari harus mampu menguatkan atau menggarisbawahi makna tarian yang diiringinya. Pemilihan tarian tari dilakukan berdasarkan pertimbangan:
1.      Ritme dan tempo
Musik dan tari memeng mempunyai dasar pijak yang sama, yaitu ritme. Oleh karena dorongan dinamikan dan struktur ritmis, kekuatan melodis dan harmonis  musik selalu merupakan pasangan tari sepanjang masa.
Seorang penari harus memiliki rasa irama, yang dalam defenisi kerja penari, dapat diartikan sebagai kemampuan menghitung secara teratur dan kemampuan melakukan reaksi gerak dengan ketepatan terhadap rangsangan dari luar. Secara luas, rasa irama atau rasa ritme ini diartikan sebagai kemampuan untuk mewujudkan dan memproyeksikan ide lewat pengaturan waktu dan untuk memadukanrangkaian kejadian itu lewat artikulasi ritmis.
2.      Suasana rasa
Dalam memilih musik sebagai ciptaan suasana, kita dapat memilih suasana musik yang sesuai dengan suasana yang dibutuhkan oleh tarinya atau memilih musik yang berlawanan dengan suasana tarinya. Di dalam tari tradisional, jenis pilihan pertama lebih banyak dipergunakan yitu musik pengiring yang memiliki sifat atau watak yang sama dengan sifat atau watak tarinya contohnya pada tari jawa, gending dan lagu bersuasana sedih. Seperti tlutur dan welasan, biasa digunakan untuk mengiringi suasana tari yang sendu.
3.      Gaya dan bentuk
Di samping pertimbangan ritmis dan suasana rasa, iringan tari juga dipilih berdasarkan gaya dan bentuknya. Di dalam tari-tarian tradisional indonesia, pelaksanaannya selalu diiringi oleh musik-musik daerah yang bersangkutan, yang memiliki bentuk dan gaya yang khas. Karena bentuk dan gayanya berasal dari tradisi yang sama, musiknya selalutampak serasi dengan gaya dan bentuk tarinya.
4.      Sebagai inspirasi
Adakalanya seorang penata tari, biasanya yang belum berpengalama, memilih musik pengiringtari hanya karena suka atau karen musik yang dipilihnya memberikan inspirasi kepadanya. Untuk pemilihan musik semacam ini jika sekaligus dimaksudkan sebagai pengiring tari, penata tari perlu lebih lanjut mempelajari dengan cermat gaya, ritme, frase, dinamika struktur dan tema musik yang dipilihnya.
Jikahal-hal yang terakhir ini tidak dilakukan, penggunaan musik sebagai inspirasi tari sesungguhnya mengandung bahaya, yakni jika penata tari menggantungkandiri sepenuhnya kepada rangsangan musik yang sejak semula memang tidak di susun untuk mengiringi sbuah tarian. Dalam hl ini, interpretasi koreografi yang dihasilkan dapat saja menyimpang dari iringan musiknya sehingga hasilnya tidak padu.

Dua jenis musik yang terdapat dalam tari, yaitu musik internal dan musik eksternal. Musik internal adalah musik yang ditimbulkan atau dihasilkan dari diri penari sendiri. Misalnya teriakan, tepukan tangan, siulan, nyanyian, dan sebagainya. Musik eksternal adalah musik yang ditimbulkan dari luar diri penari. Musik eksternal dimaksud, seperti gending-gending gamelan, suara-suara yang ditimbulkan dari alat-alat musik atau benda-benda lainnya yang digunakan untuk musik tari. Namun demikian, tidak sedikit dalam penggarapan tarian karya baru menjadikan musik internal dan musik eksternal digunakan keduanya dalam satu garapan tari.
Tarian daerah nusantara sangat beragam baik dalam bentuk maupun musik pengiring tariannya. Beberapa contoh musik internal dan eksternal dalam tarian daerah nusantara antara lain sebagai berikut.
No.
Nama Tari
Jenis Musik Pengiring
1.
Tari Gambyong
Tari gambyong akan diiringi dengan musik dari seperangkat gamelan dan tembang Jawa.(eksternal)
2.
Tari Zapin Arab
Zapin biasanya diiringi oleh beberapa instrumen muzik tradisional dan genre lagunya biasanya genre Samrah.Instrumen yang terlibat pula ialah Biola, Marwas dan Gambus.(eksternal)
3.
Tari Remo
Tari remo ditarikan diiringi dengan musik gamelan dalam suatu gending yang terdiri dari bonang, saron, gambang, gender, slentem, siter, seruling, ketuk, kenong, kempul dan gong dan irama slendro.(eksternal)
4.
Tari Saman
Tari saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah.(internal).
5.
Tari Kecak
Tari Kecak tidak diiringi dengan alat musik/gamelan, tetapi hanya diiringi dengan paduan suara sekitar 70 - 100 orang pria.(internal)
6.
Tari Merak
Tari Merak diringi seperangkat alat musik gamelan Sunda. (eksternal)
7.
Tari Rampai
Tari Rampai dirirngi dari olahan vokal maupun lagu yang disertai puji-pujian kepada Nabi Muhammad, serta suara tepukan-tepukan dari anggota badan penari. (internal)
8.
Tari Seudati
Tari Seudati tidak diiringi alat musik, melainkan hanya dengan beberapa bunyi yang berasal dari tepukan tangan ke dada dan pinggul, hentakan kaki ke lantai, dan petikan jari.(internal)
9.
Tari Topeng Cirebon
Musik pengiring tari topeng Cirebon ini adalah menggunakan gamelan khas Cirebon.(eksternal)

B. 


Peranan tata lampu sebagai penerangan, di sisi lain juga harus mampu menciptakan integrasi garapan menjadi seolah penonton berada dalam ilusi koreografi yang dapat memberikan imeji keindahan sesuai dengan pesan yang diharapkan koreografer. Fungsi tata lampu antara lain sebagai penerang, penciptaan suasana, penguatan adegan, kualitas pencahayaan, serta efek khusus pementasan. Tata lampu sebagai penerangan jelas tidak diragukan lagi. Asal ada penerangan pasti lampu semakin terang.
Bentuk dan wujud tata lampu bermacam-macam perlengkapan lampu diantaranya ada lampu khusus yang disebut spotlight jumlah disesuaikan dengan kapasitas gedung. Strip light (lampu garis) biasanya digunakan untuk menerangi dua hingga jalur area pentas saja yang masing-masing berjarak sekitar 2-4 meter dari deret lampu strip yang ada.
Lampu backdrop juga diperlukan agar pada posisi pang belakang dan lampu yang dipakai murni menjadi bagian yang digunakan untuk menerangi latar belakang panggung secara umum. Formulasi warna lampu biasanya digunakan colourbright yang terdiri dari warna-warna biru, merah, kuning, dan general. Perlu diingat, koreografer yang jeli memanfaatkan momen penataan tata lampu akan menyesuaikan penggunaan tata lampu dan tata warna lampu lebih mendalam. Penentuan warna lampu dan pemilihan kostum tari dipertimbangkan melalui dasar kesesuaian yang ideal.
Penciptaan suasana garapan dapat diciptakan melalui penggunaan media penataan tata lampu secara profesional. Sebagai ilustrasi dapat diberikan di sini, sebuah koreografi yang pada saat itu membutuhkan suasana perasaan hati sedang sedih, musik iringan sendu, lirih, dan menyayat, apabila diberi penerangan tata lampu yang benderang maka koreografi menjadi tidak sesuai. Teknik penataan lampu yang dikembangkan adalah melalui penyinaran dengan kualitas warna biru, lampu yang temaram, dan warna-warna teduh akan mampu menciptakan suasana yang cocok dalam memenuhi kontribusi suasana koreografi yang diharapkan. Begitu pula sebaliknya, dalam situasi perang, tata lampu disesuaikan dengan pencahayaan bahwa warna lampu merah, semakin pekat merah dapat mendukung suasana apalagi didukung kualitas gerak, penghayatan, dan kedalaman isi gerak serta penciptaan colour yang sempurna semakin diharapkan memenuhi kualitas pertunjukan.Penguatan adegan dilakukan dengan penataan lampu yang dapat diciptakan melalui daerah-daerah terang dan gelap secara dramatis.
Di sisi lain penguatan ekspresi tari dapat digunakan untuk membantu penghayatan agar tercapai tujuan adegan. Penggunaan overhead spotlight atau followspotlight untuk lampu tunggal pada peran khusus atau ditokohkan berada dalam jarak tembaknya. Efek bayangan agar tidak terlihat pada penari yang ditokohkan ke penari lain menjadi pilihan tercapainya adegan yang diharapkan. Pemisahan tokoh dengan kelompok penari lain menjadi prioritas untuk memberikan batas  pencahayaan yang jelas sesuai tempat, pemeranan, dan tentunya kualitas  pencahayaan yang diharapkan secara menyeluruh pada saat adegan tersebut  menjadi momen yang dipilih.  Kualitas pencahayaan sangat penting. Hal ini tidak semata-mata adegan  menjadi gelap, tetapi kualitas pandang penonton menjadi lebih terbantu  melalui pencahayaan yang memenuhi standar kualitas yang diharapkan.  
Masalah intensitas penyinaran tata lampu, warna pilihan untuk lampu khusus  maupun lampu general, distribusi tata lampu di sekitar panggung dan di area panggung, serta efek khusus yang diharapkan menjadi pilihan tercapainya koreografi mantap dipertunjukkan. Efek pencahayaan dapat merugikan, adegan  kuang sempurna, kurang memenuhi harapan, dan kurang mencapai tujuan  koreografis. Oleh karena itu, masalah intensitas penyinaran harus sesuai catatan tari, warna pilihan harus sesuai adegan yang dibutuhkan pada saat adegan, distribusi penyinaran dan pemilihan warna yang dibutuhkan harus menjadi pengendali tercapainya adegan yang dibutuhkan, serta efek sinar menjadi salah satu kunci pemilihan tata lampu semakin sempurna dan memenuhi standar kualitas koreografi yang baik dan memenuhi syarat pementasan.
Pencahayaan dapat mewujudkan adegan dan penyinaran, koreografi semakin hidup, dramatis, dan memenuhi kualitas koreografi yang diharapkan. Standar ini semakin diharapkan apabila penari dapat lebih jelas melihat hubungannya dengan kualitas gerak yang diperagakan, ekspresi yang dilakukan, dan efek koreografi yang diharapkan. Efek khusus pementasan dapat menjadi kurang baik apabila penyinaran kurang memadai, penempatan lampu khusus yang kurang tepat ditembakkan kepada tokoh khusus, serta pemanfaatan efek lampu yang kurang tepat dibutuhkan untuk suatu adegan. Hal ini menjadi jelas pada saat koreografi tampil sejak awal hingga akhir dilangsungkan. Efek khusus yang dipilih biasanya menyangkut kepada bagaimana tata lampu memenuhi kualitas pemeranan, penciptaan suasana, dan pemilihan yang lebih penting untuk terciptanya ending atau klimaks garapan tersebut.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Desain musik adalah pola ritmik dalam sebuah tari. Pola ritmik di dalam tari timbul karena gerakan tari yang sesuai dengan melodi, gerakan tari yang sesuai dengan harmoni dan gerakan tari yang sesuai dengan frase musik. Hubungan sebuah tarian dengan musik pengiringnya dapat terjadi pada aspek bentuk, gaya ritme, suasana atau gabungan dari aspek-aspek itu. Pada dasarnya sebuah iringan musik harus dipilih untuk menunjang tarian yang diiringinya, baik secara ritmis maupun emosional.
Peranan tata lampu sebagai penerangan, di sisi lain juga harus mampu menciptakan integrasi garapan menjadi seolah penonton berada dalam ilusi koreografi yang dapat memberikan imeji keindahan sesuai dengan pesan yang diharapkan koreografer. Fungsi tata lampu antara lain sebagai penerang, penciptaan suasana, penguatan adegan, kualitas pencahayaan, serta efek khusus pementasan.
B.     Saran
 Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari. Makalah ini jauh dari kata sempurna, mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk penulis dalam menyampaikan informasi maupun dalam penulisan makalah ini sehingga penulis dapat membuat makalah lebih baik lagi kedepannya.









DAFTAR PUSTAKA
Yeni, indra. 2010. Tari anak usia dini. Padang:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar